Kuliner Khas pada Perayaan di Indonesia
Makanan adalah kebutuhan pokok. Untuk bertahan hidup, makhluk hidup butuh makan. Sederhana ya.
Makanan menjadi rumit ketika masuk ke ranah budaya, politik, dan agama. Rumit bukan konotasi negatif ya, melainkan karena membawa makna dan pesan yang dalam sehingga menjadi "Tradisi Lokal yang Masih Dilestarikan", tema Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan april 2025.
Makanan menjadi rumit ketika masuk ke ranah budaya, politik, dan agama. Rumit bukan konotasi negatif ya, melainkan karena membawa makna dan pesan yang dalam sehingga menjadi "Tradisi Lokal yang Masih Dilestarikan", tema Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan april 2025.
Beberapa makanan berikut menjadi ikon khas pada momen perayaan di Indonesia. Ada fakta sejarah dan makna jika kita mau menggali lebih dalam.
Ketupat Lebaran
Hidangan yang identik dengan hari raya umat Islam, Idul Fitri. Sensasi makan lontong dalam bentuk yang cantik, anyaman dari daun kelapa. Di beberapa daerah ada tradisi "lebaran ketupat" yang diadakan pada hari ke delapan bulan syawal. Kenapa diadakan pada H+8 lebaran? Sebagai perayaan telah selesai menjalankan puasa sunnah 6 hari di bulan syawal.
Secara historis, ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masa Kerajaan Demak di abad ke-15 sebagai bagian dari dakwah Islam di tanah Jawa. Ketupat berasal dari bahasa Jawa, "ku" (ngaku) dan "pat" (lepat) yang artinya mengakui kesalahan. Lebih dalam menjadi momen introspeksi diri. Makna lainnya "laku papat" atau empat aksi, yang terdiri dari lebaran (membuka lebar pintu maaf), luberan (berlimpah), leburan (saling memaafkan), dan laburan (bersih dari dosa).
Bentuk dan isian ketupat juga mempunyai beberapa makna. Kerumitan anyaman ketupat menggambarkan keragaman masyarakat Jawa yang direkatkan dengan silaturahim, beras simbolis nafsu duniawi. Makna lainnya dari anyaman adalah tumpukan kesalahan manusia, dan isian beras sebagai kesucian hati menerima maaf. Sebelum ketupat dimakan, harus dipotong dulu. Ibarat manusia harus ikhlas dan "memotong" ego untuk bisa memberi maaf.
Ada filosofi pemakaian daun kelapa. Selain tanaman yang mudah didapatkan di pesisir Jawa, daun kelapa berasal dari tempat tinggi lalu diturunkan ke bawah memberi makna pada sifat manusia yang tawadhu. Daun kelapa muda dimanfaatkan daunnya untuk dibuat sarang ketupat, tulang daunnya dijadikan lidi, dan kayunya menjadi bahan bakar. Perumpamaan manusia bijak yang penuh manfaat. Berbeda dengan daun kelapa tua yang tetap diatas pohon, akan tua dan lapuk jatuh tertimpa angin tanpa bisa digunakan. Seperti manusia sombong yang tamak dan enggan memberi kontribusi, tidak disukai dan dilupakan. Makna lainnya, daun kelapa muda masih lentur dan mudah dibentuk, simbolis pembentukan karakter manusia yang sebaiknya dilakukan sejak usia muda. Jika tua, sudah sulit dibentuk dan mudah koyak.
![]() |
| "Menganyam Sarang Ketupat" |
Pada masa dahulu, masyarakat ramai-ramai membuat anyaman ketupat. Berkumpul bersama. Setelah ketupat matang dibagi-bagikan kepada tetangga dan sanak saudara. Kalau sekarang, lebih praktis tinggal beli sarang ketupat di pasar. Ada yang melihat ini sebagai peluang bisnis, maka terciptalah open pre order ketupat matang.
Kerupuk di Agustusan
Dari sekian banyak lomba di hari peringatan kemerdekaan RI, lomba makan kerupuk termasuk yang masih bertahan. Tidak seperti panjat pinang, tarik tambang, dan egrang yang panitia perlu effort menyiapkan logistiknya. Lomba makan kerupuk murah dan penyelenggaraannya cukup mudah. Minat pesertanya juga tinggi, dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa.
Konon lomba makan kerupuk ini pertama kali diadakan tahun 1950. Tujuannya untuk menghibur masyarakat pada masa itu yang sedang mengalami krisis ekonomi dan harga-harga melonjak naik -tradisi juga kah ini, dari dulu harga bahan pokok naik melulu-. Sebelum proklamasi kemerdekaan, antara tahun 1930-1940, kerupuk menjadi lauk andalan masyarakat. Saking miskinnya tidak mampu membeli daging. Jadilah dibuat acara meriah. Perlombaan dengan modal yang murah. Kerupuk!
Teknis lombanya mudah. Kerupuk berongga diikat pada seutas tali dan digantung. Para peserta yang terdaftar harus menghabiskan kerupuk untuk menjadi pemenang. Arahkan kerupuk ke mulut. Hanya menggunakan mulut ya, tidak boleh dibantu tangan. Setiap kerupuk terdorong wajah peserta, maka kerupuk akan bergoyang-goyang. Makan kerupuk menjadi susah. Disinilah keseruannya. Melatih kejujuran, pantang menyerah, dan sportivitas.
Serunya lomba ini tidak hanya diadakan dikampung atau perumahan, sekolah-sekolah juga mengadakan lomba makan kerupuk. Lomba makan kerupuk umumnya dilakukan sambil berdiri. Ada modifikasi dari orang muslim agar sesuai sunnah Nabi, yaitu makan tidak sambil berdiri. Jadilah, lomba makan kerupuk pesertanya sambil duduk. Lebih gampang? Tidak, sama saja sulitnya!
Tumpengan
Tumpeng merupakan hidangan sarat makna berasal dari Jawa. Setiap bagian, bentuk, dan prosesnya mengandung filosofi dan perumpamaan yang dalam. Kata tumpeng merupakan kependekan dari "tumapaking penguripan-tumindak lempeng tumuju Pangeran". Artinya berkiblatlah pada pemikiran bahwa manusia itu harus hidup menuju Allah. Masyarakat Jawa percaya bahwa ada kekuatan Maha Kuasa diluar diri manusia, dan hubungan dengan-Nya harus dijaga.
Acara selamatan atau syukuran yang menghidangkan tumpeng biasanya dilakukan dengan cara kenduri atau makan bersama. Kenduri bermakna kebersamaan dan harapan akan keselamatan. Tumpeng sendiri adalah sajian nasi kuning yang dilengkapi dengan lauk pauk dan sayur sesuai keinginan pembuat hajat. Nasi kuning dibentuk kerucut seperti gunung diibaratkan seperti langit dan surga. Nasi yang menjulang keatas seperti harapan akan kehidupan yang meningkat. Ragam lauk pauk disekitar gunung simbolis tanah yang subur dan kesejahteraan hakiki.
Pada prosesi pemotongan tumpeng, pertama kali dilakukan oleh pemilik hajat dengan memotong bagian atas tumpeng. Melambangkan apa yang diharapkan penyelenggara acara semoga berjalan sesuai harapan. Selanjutkan potongan puncak tumpeng akan diberikan kepada orang yang disayang, atau orang penting yang dihormati. Bukan hanya nasi ya, tetapi dilengkapi dengan lauk dan sayur sebelum diberikan kepada orang tersebut. Agar cita rasa tumpeng dapat dinikmati sekaligus.
![]() |
| "Proses Pomotongan Puncak Tumpeng" |
Di masa sekarang, tumpeng mengalami modifikasi yang beragam. Misalnya saat lomba tumpeng kemerdekaan, nasi bukan lagi kuning melainkan jadi merah dan putih. Bentuk kerucutkan pun dibuat berjenjang ada anak tangga. Lauk pauk disesuaikan dengan selera dan anggaran. Hiasannya juga semakin cantik dan rupa-rupa bentuknya.
Masih banyak lagi, kuliner khas pada perayaan-perayaan di Indonesia yang masih ada hingga saat ini. Semoga selain ada dan dinikmati, masyarakat juga saling menyambung kisah tentang sejarah dan hikmahnya ya.
Referensi:
https://atb-bandung.ac.id/berita/makna-tumpeng-dalam-kehidupan-manusia-jawa
https://kampusmelayu.ac.id/2024/kolom-bahasa-indonesia/ketupat-makna-simpul-daun-kelapa-2/
https://lifestyle.sindonews.com/read/1437297/166/5-fakta-menarik-lomba-makan-kerupuk-kegiatan-favorit-di-hari-kemerdekaan-ri-1723853306
https://lifestyle.sindonews.com/read/1437297/166/5-fakta-menarik-lomba-makan-kerupuk-kegiatan-favorit-di-hari-kemerdekaan-ri-1723853306
https://ocaindonesia.co.id/blog/read/blog/tujuh-belasan-hari-kemerdekaan
https://rri.co.id/index.php/sumatera-selatan/daerah/627281/asal-usul-ketupat-makanan-khas-lebaran





Dalem banget ya filosofi ketupat. Suka banget sih bagian memotong ego
ReplyDeleteIya teh. Saya suka semua filosofinya. Ternyata sedalam itu maknanya. Semoga lestari terus ya
DeleteWah Teh Sistha, saya mendapat banyak pengetahuan dari tulisan Teteh. Ya Allah, ternyata ketupat memiliki nilai filosofis ya, dan mendalam.
ReplyDeleteSelama ini, aku menganggap ketupat hanya sekedar makanan khas lebaran, gak lebih. Ternyata banyak hal di balik terciptanya ketupat yang bisa menjadi pelajaran hidupku.
Hatur nuhun pisan Teteh Sistha atas tulisannya 🥰🙏
Aiiih lomba makan kerupuk, dulu pas SD, langganan juara 1 tingkat RT, Teh. Beneran ehehehe.
Saya suka ketupat karena bentuknya cantik. Itu aja awalnya haha. Ternyata yaa nilai historis dan filosofinya dalem.
DeleteCiee teteh jawara makan kerupuk hihi.. seru sih yaa lomba makan kerupuk
Semua makanan itu aku suka hehehe ... Sejauh ini hanya makannya saja tanpa mempelajari filosofinya. Thanks ya teh Sistha sudah menuliskannya.
ReplyDeleteTerima kasih sudah menjejak teh. Seneng sekali kalau bermanfaat. Biar kayak daun kelapa muda hehe
Delete