My Daily Zero Waste

Saat ini dan sudah sejak lama kehidupan kita berada pada ekonomi linear. Sumber daya diambil, diolah menjadi produk lalu kemudian dibuang tanpa diolah kembali atau di daur ulang. Menimbulkan masalah sampah yang mengancam kehidupan secara global. Menjadi perhatian dari para pemerhati lingkungan.

Gaya Hidup Zero Waste

Zero waste adalah gaya hidup minim sampah yang mengkampanyekan gerakan bijak menggunakan produk untuk mengurangi menghasilkan sampah, menjaga sumber alam dan kelestariannya. Tujuan akhirnya adalah sama sekali tidak menghasilkan sampah. Apakah mungkin? Mungkin saja. Namun butuh komitmen yang teguh dari personal dan dukungan aktif dari pemerintah ditengah-tengah gempuran produk dengan kemasan sekali pakai.
Metode yang digunakan dalam zero waste bukan hanya 3R melainkan 5R. Tidak lagi cukup hanya Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang). Jika bisa tidak menghasilkan sampah sejak awal dengan menolak kemasan sekali pakai (Refuse) dan menghimbau setiap rumah tangga untuk membusukkan sampah organiknya sendiri (Rot). TPA kita cepat penuh dan berbahaya karena menjadi tempat bercampurnya sampah organik, anorganik juga B3.



Apa Saja yang Dilakukan dalam Zero Waste?

Banyak sekali. Saking banyaknya bisa membuat pemula bingung mau mulai darimana. Alangkah baiknya sebelum memulai, kita mencari tahu dulu sehingga mantap. Konsisten adalah kunci. Mulailah dari yang paling mudah yang bisa rutin dilakukan. Misalnya membawa tas belanja sekali pakai.
Beberapa aktivitas perlu berguru dan belajar untuk bisa berhasil seperti mengompos, membuat eco enzyme, mengolah minyak jelantah bahkan membuat lubang biopori. Memilah sampah anorganik juga perlu mengetahui jenis-jenisnya terutama untuk disetor ke bank sampah. Juga bagaimana menangani sampah khusus seperti kaca, baterai, limbah medis dan wadah bekas bahan kimia (B3).


Zero Waste-ku Sehari-hari

Mengenal zero waste seperti menyalakan lampu dalam kepalaku. Ternyata selama ini aku merasakan kegelisahan yang sama pada sampah-sampah di tempah sampah yang sebenarnya hanyalah berpindah tempat. Jargon "Buanglah sampah pada tempatnya" sudah tidak cukup lagi, meskipun masih menjadi PR bagi masyarakat di negeri ini.
Walau tahu sejak lama, perlu waktu bertahun-tahun bagiku untuk lebih banyak berbuat perilaku zero waste. Dalam keberjalanannya, tidak hanya mengubah perilaku tapi juga menjadi pola pikir. Masih jauh dari ideal namun aku berusaha sebisa mungkin "go green".

Zero Waste Saat Belanja

  • Belanja hanya saat benar-benar perlu. Berlaku untuk produk apapun baik retail, fashion, elektronik, juga mainan anak-anak.
  • Memilih kualitas barang daripada harga murah.
  • Alternatif secondhand / thrift. Jika barang masih layak pakai dan harganya masuk akal.
  • Prioritas belanja offline. Belanja langsung dapat mengurangi menghasilkan sampah kemasan.
  • Menuliskan pesan hijau bila belanja online.
  • Selalu sedia membawa tas belanja. Jika belanja di toko retail dan lupa membawa tas belanja bisa minta dikemas kardus.

Shopping ala Zero Waste

Zero Waste Sampah

  • Memisahkan sampah organik dan anorganik.
  • Menyetorkan sampah ke petugas di TPS atau bank sampah.
  • Memilih produk yang tidak menghasilkan sampah plastik, seperti beli es krim cone dan memilih tempe berbungkus daun pisang.
Menolak dan Mengolah Sampah
  • Mengurangi penggunaan sedotan.
  • Membeli produk dalam kemasan botol atau jerigen. Kemasan pouch atau sachet tidak diterima di bank sampah langganan.
  • Mengumpulkan minyak jelantah.
  • Membawa wadah makan kosong bila makan diluar bersama keluarga. Anak-anak seringkali tidak habis. Dengan membawa wadah sendiri bisa dibawa pulang tanpa menambah sampah kemasan take away.
  • Mengompos sampah dapur. Meski belum selalu bisa dan masih ada yang terpaksa berakhir ke TPA.
  • Membilas sisa makanan pada kemasan. Tujuannya mencegah sisa makanan terjebak di dalam kemasan. Pembilasan menggunakan air yang ditampung bekas mencuci piring.
  • Membiasakan kembali menggunakan lap kain untuk membersihkan tumpahan atau saat pilek. Untuk mengurangi penggunaan tisu.

Zero Waste Sumber Daya

  • Bijak menggunakan listrik. Mencabut kabel perangkat eletronik bila tidak digunakan. 
  • Menggunakan AC hanya saat sangat perlu. Alternatif gunakan kipas.
  • Menjemur pakaian di dekat kipas AC. Panas dari kipas membantu mengeringkan pakaian.
  • Menggunakan air cucian bilasan terakhir untuk mencuci baju lagi. Bilasan tanpa pewangi ya, dan untuk mencuci baju berwarna.
  • Tidak selalu menggunakan pengering pakaian. Bila cuaca terik dan susunan jemuran tepat, pakaian bisa kering sempurna walau tanpa dikeringkan mesin.

  • Menerapkan angkat jemuran langsung lipat untuk menghindari pakaian dari kusut sehingga hanya yang perlu saja yang diseterika.
  • Meminta sedikit es batu jika membeli minuman dingin. Seringkali jumlah es batu lebih banyak daripada airnya. Es batu akan banyak terbuang. Sadarkah bahwa membuat es batu memerlukan sumber daya listrik yang tidak sedikit. Aku mensiasati beli dua, satu pakai es dan satu lagi tidak.

Zero Waste Berkebun

  • Hobi yang menyenangkan untukku dan juga anak-anak.
  • Membuat lubang biopori. Tidak hanya untuk mengompos, lubang ini terasa manfaatnya saat hujan lebat. Air yang menggenang menjadi lebih cepat masuk ke tanah. 
  • Menampung air hujan atau air tetesan AC untuk menyiram tanaman.
  • Memotivasi membuat kompos, karena menghasilkan tanah kaya gizi untuk tanaman.
  • Menanam bahan makanan sendiri. Meski tidak banyak jenisnya, namun rasa bangga mengkonsumsi hasil panen sendiri. Bisa berempati dengan kerja keras petani. Bercocok tanam sampai panen itu tidaklah mudah.
  • Motivasi menanam pohon di halaman rumah. Area tanah untuk berkebun di rumah saat ini tidak memungkinkan untuk menanam pohon. Aku sedang membesarkan bibit mangga dan tabebuya didalam pot untuk ditanam di rumah berikutnya. Ya, dalam waktu dekat kami berencana pindah ke rumah yang halamannya lebih luas daripada yang sekarang.


Jika saat ini kita sedang kampanye mengajak orang minim sampah, hilangkan ekspektasi orang-orang langsung sadar dan mengambil aksi. Itu sudah diluar kemampuan kita. Tidak perlu berkecil hati apalagi memandang sinis pada orang-orang yang menghasilkan banyak sampah atau membuang sampah sembarangan. Tergerak tidak, malah membuat orang anti dengan kegiatan yang positif ini. Bisa dimaklumi karena kita hidup di era serba praktis dan instan, sedangkan gaya hidup zero waste itu kebalikannya. Perlu kesadaran, kesabaran dan komitmen yang teguh dari dalam diri. Bumi tempat manusia tinggal hanya ada satu. Tanggung jawab bersama untuk kita jaga.





Referansi:
  • Ahmad Arif, Indira Permanasari, Rudy Bahil. Hidup Hirau Hijau: Langkah Menuju Hidup Ramah Lingkungan. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2009.
  • Emilie Beaumont. Ensiklopedia Pertamaku: Ayo Lindungi Bumi Kita. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2018.
  • Kejar Mimpi by CIMB Niaga. kejarmimpi.id
  • Zero Waste Indonesia. zerowaste.id





No comments:

Post a Comment