Momen yang Terngiang Hingga Sekarang

Tantangan Bulan Juni ini tentang "Kisah Berkesan Masa Sekolah/ Masa Kecil" dari Mamah Gajah Ngeblog yang idenya dariku sendiri. Mamah Dea menyumbangkan ide yang sama jadilah kami duet host bulan ini. Jauh-jauh hari aku sudah menulis draft tetapi rasa belum mantap dengan cerita yang akan dituliskan, akhirnya ganti-ganti lagi. Belum lagi dengan pertimbangan keterbatsan dokumentasi saat kecil. Akhirnya jadi cerita inilah. Selamat membaca :)



Perseteruan antar sahabat

Kejadian yang aku bingung sebenarnya kenapa bisa terjadi. Aku ini anaknya tidak gaul, terkesan cupu gitu malah. Berteman dengan siapa saja tapi cenderung minder dengan yang lebih pintar atau populer. Waktu itu aku tidak paham kalau sikap seperti itu tidak bagus. Sadarnya agak telat, saat sudah kuliah.
Temanku tidak banyak, namun kalau ada teman yang cocok denganku dan sebaliknya maka kami akan jadi sahabat dekat. Di kelas 2 SMP caturwulan 2, aku dekat dengan seseorang, sebutlah namanya Usi (nyaris nama asli). Sohib bangetlah kita. Apa-apa dan kemana-mana bersama.
Sampai pergantian caturwulan kelas diacak berdasarkan nilai rata-rata satu sekolah. Jika rata-ratanya tinggi akan menempati kelas di kasta tertinggi, kelas atas 2-1, 2-2, dan 2-3. Waktu itu aku berpindah dari 2-6 ke 2-5. Aku lupa Yusi di kelas mana yang jelas kami terpisah. Aku tidak berpikir harus bersamanya terus karena kan kalau beda kelas, maka beda teman adalah biasa. Intensitas bertemu juga pasti berpengaruh. Di kelas baru ini aku ternyata akrab dengan teman sebangku, sebutlah dia Yoda (hampir mirip nama asli). Kemana-mana termasuk ke kantin ya bersama.
Tanpa ku sadari. Suatu waktu jumpa Usi dia membuang muka. Deg! Aku yang perasa ini membaca situasi ada yang tak beres nih. Dia marah ke aku kayaknya. Soal apa ya? Kan sudah beda kelas, kapan bikin salahnya. Disitulah masalahnya. Aku akhirnya sadar kalau di Usi ini ternyata jealous karena aku tak lagi dekat dengannya. Asik dengan teman baru si Yoda itu. Seriusanlaah kayak orang pacaran ajaaa. Ngeri ya berteman sama wanita bisa kayak begitu, haha. Setelah aku tahu masalahnya, Usi dan Yoda ini juga saling konfirmasi, barulah semua kembali damai. Usi dan Yoda malah juga bisa berteman. Semua hanya berlangsung 1 cawu. Karena selanjutnya kelas diacak lagi dan aku beda teman lagi. Sungguh  memori yang pantas untuk dikenang.
Oh iya, pas udah nikah aku cerita ke suami kalau dulu punya teman deket saat SMP namanya Yoda. Agak-agak cemberut dia. Cemburu nih ye. Haha. Ketawa aja aku. Si Yoda itu cewe kok. Nama belakangnya aja Putri. Langsung cerah lagi muka pak suami hihi.



Dari sinis jadi kejutan manis

Ini pengalaman saat SMA. Aku punya sahabat yang penggemar Agnes Monica dan Shahrukh Khan. Berbadan gemoy kalau menari luwes sekali. Lebih tepat nge-dance. Dia menjadi populer karena bergabung dalam tim cheerleaders sekolah. Herannya aku tidak masuk tim tapi suka ikut kalau mereka latihan. Kenapa tidak sekalian join gitu.
Kelas 1 kami sekelas dan menjadi akrab. Anaknya memang fun dan asik sekali. Kelas 2, kami terpisah jurusan. Di satu waktu entah kenapa aku merasa dia sedang marah padaku. Beberapa hari aku galau memikirkannya, sampai suatu hari gantian aku yang menjuteki dia. Aku ingin melakukan sesuatu.
Di kelasku saat itu pelajaran Bahasa Inggris. Pengajarnya guru favoritku, Pak Setia. Berhubung aku lumayan bagus di pelajaran ini beliau ingat padaku. Selesai pelajaran aku dengan grogi minta tolong sesuatu ke beliau. Beliau kaget tapi menyanggupi. Oh thank you so much, Mr. Setia!
Selesai pelajaran beliau pas jam istirahat. Bel pun berbunyi. Aku yang malu-malu dari dalam kelas melihat keluar. Tak lama kemudian suara Pak Setia dari ruang guru menggunakan pengeras suara membuat pengumuman.
"Panggilan kepada Syahidah Khadijah dimohon segera ke ruang guru! Untuk mengambil titipan hadiah, karena sedang berulang tahun hari ini!"
Sontak satu sekolah menjadi riuh dan heboh. Lalu beliau melanjutkan mengucapkan selamat ulang tahun kepada sahabatku itu. Aku melihat sahabatku itu berjalan tersipu sepanjang lorong kelas menuju ruang guru disoraki murid-murid lain. Bak superstar disambut para fans.
Selesai dari ruang guru dia mencari-cari dan mendatangi aku ke kelas. Entah apa perasaan nya, malukah, kesalkah, atau senang. Aku lupa!

SMAN 5 Balikpapan Tahun 2005


Tembakan Pertama dan Dramanya

Masih di SMA yang sama, kelas 3.
Agar bisa lebih paham dan otomatis bagus nilainya, maka aku bersama beberapa teman ikut les matematika. Kalau mengerti rumus dan cara pakainya rasanya asik jadi bisa sampai mengajarkan ke teman yang lain.
Tahun itu adalah percobaan kurikulum baru yang bernama KBK, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Salah satu cirinya siswa tidak punya ruang tetap, ada perpindahan kelas sesuai mata pelajaran. Semacam simulasi anak kuliahan, ganti mata kuliah berarti pindah ruang kelas.

Suatu hari ulangan matematika, otomatis tempat duduk acak setiap ganti kelas begitupun dengan teman sebangku. Aku duduk di barisan agak belakang dekat jendela, disebelahku duduk anak pemalu sebutlah namanya Andi. Tumben banget ini biasanya suka pada cari yang satu gender tapi ya sudahlah ulangan saja kan fokus. Itu pikirku, nyatanya selama ulangan ternyata Andi selalu minta bantuanku. Aku merasa terusik dong, anehnya aku mau aja membantu dia. Anaknya kan pemalu jadi dia minta bantu sebenarnya dengan engga enakan, bukan yang mode nyebelin.
Dia pernah menanyakan nomor ponselku. Aku bilang tidak punya. Adanya telepon rumah atau nomor HP ibu. Mungkin dia kecewa karena berharap bisa menghubungiku secara personal.
Sampai suatu siang aku sedang ada di rumah sendiri. Telepon rumah berdering. Aku angkat dan ada suara rusuh sayup-sayup. Kayak orang lagi gelut rebutan gagang telpon. Ternyata itu Andi bersama temannya. Rupanya temennya itu ngompor-ngomporin. Jadilah isi percakapan telepon siang itu bikin aku speecless. Bisa tebak kan apa yang dikatakan? Haha. Itulah confession pertama yang kualami. Walaupun tidak punya perasaan ke dia tapi ternyata momen ini tetap bikin dag dig dug juga ya. Seingatku sih aku tolak. Bukan karena tidak suka atau gimana ya, lebih ke akunya saja tidak terpikir dengan yang namanya pacar-pacaran. Ya kita berteman sajalah seperti biasa.
Teori! Faktanya setelah kejadian itu aku udah tidak bisa bersikap biasa lagi ke dia. Seperti ada sekat tak terlihat.
Satu kejadian di kelas ternyata ada temanku yang suka sama si Andi. Dia aktif dan secara looks lebih menarik tapi kemudian teman-teman si Andi bersorak menyebut-nyebut namaku. Rasanya gak nyaman banget dan tidak enak ke teman juga. Lalu apa yang terjadi setelah itu? Aku tak ingat. Untungnya haha.