Soto-soto yang Dirindu

 

Sejak ikut MGN saya jadi lebih perhatian sama momen. Spesial dikit, jepret! Mengabadikan momen sederhana itu menjadi penting saat mau diceritakan di blog. Biar pakai dokumentasi pribadi gitu, jadi match antara cerita dan foto. Seperti kali ini, saya lagi masak menu yang tidak biasa dibuat. Eh keluar kocokan tema arisan  Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog  tentang “Makanan Favorit”.

Banner Kece 2023

Siapa yang tidak bingung disuruh cerita makanan favorit? Saya, bingung juga haha. Bingungnya lebih ke apa yang mau diceritakan dari makanan yang terpilih ini. Setelah lama merenung akhirnya diputuskan cerita tentang soto saja. Tanpa saya sadari ternyata saya cukup sering makan soto, padahal kalau ditanya makanan favorit saya lebih ingat sama bakso. Soto yang saya makan seringnya beli, bukan bikin sendiri hehe. Maklum bagi orang yang –sampai saat ini- tidak hobi masak, membuat soto termasuk ribet. Banyak perintilan yang kalau bikin sedikit tanggung capeknya. Belum lagi kalau ada pelengkap yg habis duluan, entah bihun atau kerupuk. Udah deh sotonya jadi kurang nikmat! Kekurangannya lagi kalau masak sendiri adalah kuahnya krisis duluan. Ya gitu kalau masak di rumah bebas banjir-banjir kuah.

Balik ke menu masak soto. Buat saya yang skill masaknya pas-pasan, memasak soto perlu tekad besar dan butuh tanggal merah. Suami juga harus libur dan ada di rumah untuk mengambil alih tugas mengasuh dua bocah. Tentunya supaya chef bisa fokus di dapur. Apalagi alasan memasak soto kali ini adalah karena rekues kakanda yang lagi rindu masakan ibunda.

Soto Madura ala Mertua

Ibunda suami alias ibu mertua saya, best dalam hal menjamu tamu. Beliau selalu memikirkan mau masak apa kalau kedatangan anak-anak apalagi ada cucu-cucunya. Dan soto madura adalah salah satu menu yang selalu ada di waktu-waktu kami mudik berkunjung. Jadilah aku hapal perintilan apa saja di soto mertua. Saya sebut begitu karena rasanya unik, beda dengan kalau beli di warung. Jadi paham kenapa suami pengen istrinya masak sendiri. Sebelum masak jangan lupa disclaimer dulu, kalau rasa bisa berbeda dengan soto mamanya untuk menghindari kekecewaan pelanggan.

Sebelum memasak pastikan semua bahan tersedia dan pilih yang durasi masaknya paling lama untuk diolah duluan yaitu ayam, supaya dagingnya empuk dan kaldunya mantep. Saat merebus daging ayam, saya masukkan telur juga. Jadi tidak perlu merebus telur terpisah. Keripik kentang tidak termasuk tapi karena suami suka banget, jadi saya buatkan. Lumayan lama mengolahnya, mulai dikupas-diparut sendiri-dicuci sampai selesai digoreng. Bawang goreng beli saja, sekarang sudah banyak yang jual. Kerupuk udang goreng sendiri. Sambal masih ada stok frozen jadi tidak perlu membuat lagi. Lalu ada sohun, taoge dan seledri.

Sekali masak, Dua matang
Keripik kentang



Bumbu Bamboe Soto Ayam
Untuk bumbu, idealnya meracik sendiri namun itu cukup merepotkan bagi saya yang masih berkutat dengan anak-anak. Suami tidak mau saya kecapekan masak jadinya emosional menghadapi anak-anak. Jadi biasanya beli bumbu halus racikan di pasar atau bumbu kemasan andalan, “Bamboe”. 




Singkat cerita selesai masak dan rasa lelah terbayar. Saat dimakan suami puas dengan rasanya. Anak-anak pun lahap. Saya juga makan sambil senyum-senyum bahagia.

Soto Mertua Pesanan Suami

Soto Banjar Bude Samarinda

Selama tinggal di Bandung sejak 2007, kadang ingin makan yang hangat berkuah selain bakso. Seringnya kangen soto banjar, sayangnya saya belum pernah nemu ada yang jual. Mungkin tidak banyak perantau asal Kalimantan Timur dan Selatan di kota Bandung atau saya kurang informasi saja. Barulah di tahun 2018, akhirnya saya menemukan "Soto Banjar ‘Cil Hetty" di Jalan Pajajaran No.105. Wah, namanya aja “Cil” alias Acil panggilan khas Banjar, kebayang rasanya otentik nih. Tempat makannya cukup bersih dan nyaman, hanya saja sepi. Maklum mungkin kalah populer jadi segi rasa dan harga bila dibandingkan dengan soto khas jawa. Begitu dimakan, “Ah, rasanya mirip buatan bude.” Sayangnya seporsi tidak cukup, bahkan belum kenyang. Cukuplah jadi tahu tempat beli soto banjar di Bandung. Itu 5 tahun lalu, kalau sekarang kesana lagi entah apa masih buka atau sudah tidak ada.

Soto Banjar 'Cil Hetty, Bandung - Facebook Soto Banjar 'Cil Hetty


Kangen soto banjar bagi saya berarti kangen soto banjar buatan bude Samarinda. Agak aneh menu Banjar tapi yang buat Bude, orang Jawa. Iya soalnya bude menikah dengan orang Banjar jadinya ya bisa masak masakan khas Banjarmasin. Walau bukan orang banjar tapi rasanya “nyaman banarr..!”

Soto Banjar ini menu wajib setiap ada acara rumah bude, seperti arisan keluarga, hajatan juga saat lebaran. Sejak saya masih sekolah paling senang ke rumah bude karena ada soto ini. Setiap saya datang langsung ditawarin soto dan disuruh tambah. Seneng banget dong. Dan saya aja yang berani nambah. Yang lain entah sungkan atau sudah kenyang. Yang paling saya suka dari soto bude ya perkedel kentangnya. Kuahnya juga gurih segar.  

Terpaut jarak cukup jauh Jawa Barat dan Kalimantan Timur. Mudik hanya dua tahun sekali. Itupun ke Balikpapan, belum tentu ke Samarinda. Sampai suatu kali mudik, bapak mengajak saya ke Samarinda menjenguk bude yang sedang sakit. Suasana berbeda yang biasanya ceria jadi sedih dan haru. Sehari-harinya bude hanya bisa duduk diatas kasur. Keluarga kami datang dari jauh, entah ada acara apa ternyata di rumah bude ada Soto Banjar. Mungkin buatan anak-anaknya karena kondisi bude sudah sulit untuk masak. Baru kali itu sotonya tidak terasa nikmat. Bagaimana bisa menikmati, bude lagi sakit berat. Dan itulah soto banjar terakhir yang saya nikmati di rumah bude karena beberapa waktu kemudian keadaan bude semakin lemah dan kini sudah berpulang ke rahmatullah.

Sampai hari ini soto banjar favorit saya masih buatan bude. Duh, nulis ini jadi kangen deh. Saya tidak punya foto soto banjar bude, jadi sebagai perwakilan ini Soto Banjar 'Cil Hetty.

Seporsi Soto Banjar 'Cil Hetty - Facebook Soto Banjar 'Cil Hetty