Media Pemersatu Eyang, Anak, Mantu dan Cucu

         Suami dan aku sama-sama berasal dari orang tua yang memiliki empat anak. Formasi jenis kelamin berkebalikan. Aku 3 bersaudari dengan 1 saudara, suami 3 bersaudara dengan 1 saudari. Dalam tulisan ini aku mau cerita dari keluarga besar suami. Suami anak kedua, otomatis punya kakak satu dan dua adik. Anak pertama, kakak iparku, adalah yang pertama menikah. Empat tahun kemudian suami, dan aku sebagai istrinya hehe. Saat kami menikah kakak ipar sudah punya dua (2) orang anak. Setahun kemudian suami melalui aku, kami dikaruniai satu (1) orang anak. Lalu anak ketiga (adik ipar), anak perempuan satu-satunya menikah dan punya satu (1) orang anak. Beberapa bulan sebelum adik ipar lahiran, istri kakak ipar melahirkan juga jadi bertambah satu (1) orang lagi anaknya. Hanya dalam beberapa tahun jumlah anggota keluarga bertambah banyak. Ya, kedua mertuaku dengan segera menjadi eyang-eyang dengan lima (5) orang cucu.

 Setelah berkeluarga, hal biasa anak sudah tidak tinggal serumah lagi dengan orang tua. Kakak iparku tinggal di Tangerang, sedangkan suami dan aku memilih tinggal di Bandung. Keluarga anak ketiga tinggal bersama orang tua alias mertuaku. Anak keempat masih bujang, belum menikah, jadi masih tinggal dengan orang tua juga. Aku dan suami posisinya menjadi anak dengan rumah terjauh, maka kalau kami sedang mudik ke rumah orang tua menjadi momen untuk bisa kumpul bersama. Full team keempat bersaudara itu.

 Bagi kita orang-orang dewasa ini, kumpul keluarga itu hal yang menyenangkan dan dinanti-nanti. Untuk melepas rindu sekaligus rehat sejenak dari rutininas harian yang padat. Itu dari sisi orang dewasa, bagaimana kalau anak-anak? Apakah mereka suka acara kumpul-kumpul seperti ini? Agaknya jaman sekarang berbeda ya dengan kita kecil dulu. Aku masih ingat perasaan semangat kalau mau pergi ke tempat sepupu. Betah lama-lama karena seru main bersama. Kalau sekarang ada gadget diantara mereka. Itulah tantangannya.

 Aku sering mendapati Akung yang terlihat berusaha untuk mengajak main, bercanda untuk mendekati cucu-cucunya. Anak-anak tampak kurang tertarik. Main HP atau menonton TV lebih mereka sukai. Anakku saat itu usianya masih 4 tahunan ikut jadi bosan karena tidak ada teman main. Paling jadinya main sendiri dengan mainan yang ada. Sedih sih kalau melihat hubungan sepupu yang tidak akrab. Bagaimana ini ya?

 Sampai suatu hari, kakak ipar membawa mainan sederhana yang biasa dimainkan sama anak-anaknya. Mainan ini lebih seru kalau dimainkan banyak orang. Yes, itulah Uno! Aturan bermainnya cukup sederhana, Akung gampang mengerti. Sekali dicoba oleh sedikit orang, lumayan bikin heboh bersorak. Utri yang tadinya cuma jadi penonton, penasaran dan tertarik ikutan main. Semakin banyak yang main, semakin seru dan ramai! Anakku yang belum mengerti hanya bisa ikut mengamati orang bermain sambil duduk di pangkuan Papanya.


 Warna-warna tegas kartu Uno membuat anakku tertarik sekali. Semakin antusias ketika dia ditanya dan bisa menyebutkan angka dan warna kartunya. Yes, kartu Uno berguna juga jadi media belajar anak. Kalau kartunya tidak sedang dimainkan, dia akan main sendiri. Dikelompokkannya berdasarkan warna atau sesuai dengan gambarnya. Dia jadi semakin hapal angka-angka. Selesai dengan angka dan warna, rupanya anak ini penasaran dengan gambar atau simbol lain yang ada di kartu. Kita akan bahas tapi sebelumnya aku akan jelaskan singkat cara bermainnya. Tulisan ini ikut serta dalam tantangan Mamah Gajah Ngeblog (MGN) bulan November 2023.


 UNO dapat dimainkan oleh 2 sampai 10 pemain. Standarnya setiap pemain mendapat 7 kartu. Sisa kartu yang tidak habis dibagian diletakkan di tengah-tengah pemain dalam keadaan terbalik (tertutup). Tumpukan kartu ini akan menjadi cangkulan yang akan diambil oleh pemain yang tidak memiliki kartu sesuai yang diminta. Berbeda dengan permainan cangkul pada kartu remi yang kartu diambil terus sampai dapat, pada UNO kartu hanya diambil satu. Kalau kartu yang dicangkul belum cocok, pemain itu hanya ketambahan satu kartu, namun kehilangan kesempatan untuk mengurangi jumlah kartunya. Untuk bermain, ambil 1 kartu dari tumpukan dan letakkan dengan kartu menghadap atas. Warna dan gambar pada kartu tersebut akan menjadi acuan memulai permainan.

Sumber Gambar : Liputan6.com

 Selanjutnya tentang simbol-simbol dalam kartu diantaranya terdiri dari kartu angka, +2, +4, bentuk oval 4 warna (kartu wild), gambar dua panah berseberangan (kartu reverse), dan tanda lingkaran dicoret (kartu skip). Berikut penjelasan tentang arti dan fungsi dari simbol-simbol pada kartu UNO: 

1.    Kartu Angka. Sesuai namanya gambarnya berupa angka 1 sampai 9. Ada 0 juga tapi pada kartu yang kami mainkan tidak ada. Kartu ini ada 4 macam warna yaitu merah, kuning, hijau, dan biru. Setiap angka memiliki 2 kartu dengan warna yang sama.

2.     Kartu +2. Dapat digunakan untuk menjebak pemain selanjutnya, dia harus mengambil 2 kartu dari cangkulan. Namun strategi ini tidak berhasil kalau ternyata pemain itu juga punya kartu + yang sama. Dia bisa mengeluarkan kartu yang sama, lalu itu akan menjadi akumulasi bagi pemain selanjutnya lagi. Demikian seterusnya jika pemain lain juga memilikinya. Sampai ke pemain selanjutnya jika tidak punya + maka dia harus mencangkul sebanyak jumlah kartu +. Ini salah satu bagian yang seru kalau bermain dengan banyak orang.

3.      Kartu +4. Sama seperti kartu +2. Jumlah cangkulan lebih banyak sesuai angkanya yaitu 4 kartu. Salah satu strategi jitu untuk menambah jumlah kartu lawan dan mencegahnya menang.

4.      Kartu Reverse atau Putar Balik. Jika ingin menggunakan kartu ini harus menyesuaikan dengan kartu sebelumnya, bisa sama warna atau sama simbol. Dengan digunakannya kartu ini arah putaran permainan akan berlawanan. Kanan ke kiri menjadi kiri ke kanan. Jika hanya main berdua, si pemilik kartu akan jalan lagi.

5.       Kartu Skip. Kartu ini juga harus menyesuaikan dengan kartu sebelumnya, bisa sama warna atau sama simbol. Kartu ini akan memberhentikan pemain selanjutnya sesuai jumlah kartu skip yang dikeluarkan. Kalau 1 kartu skip berarti satu orang dilewati, kalau 2 kartu berarti lewat dua orang demikian seterusnya. Jika hanya main berdua, si pemilik kartu akan jalan lagi.

6.      Kartu Wild. Kartu dengan gambar bentuk oval dengan 4 warna ini istimewa karena bisa dikeluarkan kapan saja, untuk warna dan simbol apa saja. Pemain yang menggunakan kartu ini bebas menentukan kartu apa yang harus dikeluarkan pemain setelahnya.

 

Setiap kali bermain UNO ada saja aturan yang berbeda. Beda lawan main, ada saja aturan yang berubah. Sampai aku tidak paham bagaimana aturan sebenarnya. Tidak masalah bagaimanapun peraturannya asalkan sudah diberi tahu sebelum permainan dimulai. Disepakati sejak awal. Istilahnya bebas modifikasi aturan, jadi bisa ramah anak. Aturan bisa dijadikan sederhana untuk menyesuaikan dengan kemampuan anak. Jadi anak bisa menang juga walaupun bermain bersama orang dewasa. Sebenarnya ada sistem pengumpulan poin yang dihitung dari sisa kartu pemain lawan. Kami tidak pernah melakukannya, selain tidak telaten biasanya pemain silih berganti.

Oke, setelah mengajarkan anak cara bermain UNO meski tidak terlalu yakin dia mengerti atau tidak. Maka mari praktik, kami coba mainkan dengan aturan paling sederhana. Siapa yang kartunya habis lebih dulu maka dialah pemenangnya. Sekali mengambil kartu hanya boleh satu. Kalau kartu kita sisa satu, harus mengatakan “UNO” kalau tidak mau di dor pemain lain dan kamu akan kena denda menambah satu kartu dari tumpukan. Strategi sederhana juga diajarkan, bagaimana agar kartu lawan kita tidak cepat habis dengan memanfaatkan kartu-kartu bonus kalau kita punya. Surprise, walaupun masih gagap tapi secara umum dia paham aturannya. Wah, ini sih persoalan jam terbang aja. Kalau sering main, bisa jadi jago.

Sudah tahu aturan main, saatnya menguji. Pertama kalinya dia ikut turnamen Uno skala keluarga wkwk. Masih didampingi dan bisik-bisik Papanda. Dengan bergabungnya anak 4 tahun ini, jadi makin seru. Biasa yang pemula ini jadi sasaran empuk untuk dikalahkan. Harusnya, tapi ini engga. Mbah atau omnya sengaja ngasi kartu aman kalau duduk di sebelah anak-anak. Tidak tega kalau anak kecil cepat kalah. Haha. Kalau sudah main Uno rumah jadi ramai. Bersorak dan tertawa. Aku juga suka lihatnya. Mbah, anak, mantu, cucu bisa membaur dengan mainan ini. Dan entah sejak kapan Uno menjadi barang wajib kalau kumpul-kumpul keluarga. Pernah kita staycation ke Taman Safari, lupa bawa Uno. Bela-belain cari toko yang jualan. Dapatnya UNO Express, yang sederhana. Tidak apa daripada tidak ada. Sudah pada tidak sabar untuk turnamen lagi.


 Uno seperti menjadi saksi perjalanan tumbuhnya anak-anak. Mereka bisa lupa dengan gadget dan semangat bermain Uno. Ada pelajaran lain untuk anak-anak. Bagaimana merayakan kemenangan tanpa mengejek yang kalah, dan bagaimana menyikapi kekalahan dengan tidak sedih berlebihan.


 UNO menjadi kartu andalan keluarga, pemersatu semua. Namun dibalik itu, perekat sesungguhnya adalah orang tua. Selagi mereka masih ada, rumahnya adalah tempat paling ideal bagi anak cucu berkumpul.

 

 

Referensi:

https://www.liputan6.com/hot/read/4927664/cara-bermain-uno-dan-aturannya-yang-benar-pahami-fungsi-kartu?page=4