"Nyupir", Momenku Tanpa Internet

Setelah memiliki anak, mengurus rumah tangga adalah pekerjaanku. Berdasarkan hasil diskusi aku dan suami, kami sepakat untuk mengurus dan mendidik anak-anak sendiri tanpa titip-titip. Tentu aku yang paling tepat di posisi ini. Ditambah suami bilang kalau dia percaya orang seperti istrinya ini cocok mendidik anak. Membangkitkan rasa percaya diri. Aku tampaknya memang butuh suplemen kata-kata. Siapa sangka ternyata aku menikmati peran ini. 

Sebagai ibu rumah tangga yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di rumah, harus pandai-pandai mencari celah me-time supaya tidak gampang burn out. Berkutat dengan pekerjaan domestik seperti urusan percucian, dapur, beberes, mengelola sampah, sampai mengurus tanaman.

Sebelum lanjut, tulisan ini dibuat untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Juni 2025 tentang "Me Time Tanpa Internet", ide unik dari Teh Shanty. Sebenarnya aku jarang melibatkan gadget saat bekerja. Rasanya senang saja tenang dan bisa fokus dengan apa yang sedang dikerjakan. Dan diantara pekerjaan-pekerjaan itu, aku memilih satu yang menjadi momenku tanpa internet yaitu "nyupir" alias nyuci piring. Meskipun hanya piring yang disebut, faktanya bentuk "piring" ini rupa-rupa.

Banner Tantangan MGN di 2025


Entah sejak kapan aku suka mencuci piring. Kalau diingat-ingat masa SMA, justru aku sering dimarahi ibu perkara cuci piring. Pulang sekolah maksud hati ingin membantu meringankan pekerjaan ibu, tapi karena aku pilih-pilih bukannya dicuci semua mungkin dianggap tidak membantu.

Kini, mencuci piring nyaris menjadi hobi. Mencuci piring adalah waktu yang asik untuk kontemplasi, menyusun rencana, merenung tentang hidup, meratapi kondisi negara, sampai curhat segala-gala. Saat sedang ada komplain ke pasangan pun aku memikirkan strategi komunikasi sambil mencuci piring. 

Menurutku mencuci piring itu ada urutannya, item mana yang harus dicuci duluan dan mana yang sebaiknya diakhirkan. Gelas adalah yang pertama, untuk menghindari bau amis atau pedas jika spons lebih dulu dipakai mencuci piring atau peralatan pekat bumbu. Selanjutnya bisa sendok, lalu mangkuk, piring dan lain-lain. Sebelum disabun, sisa makanan harus dibuang terlebih dahulu. Ini mempercepat proses membersihkan. Kalau tidak sempat langsung dicuci, tidak membuat dapur tampak jorok. Juga hemat ruang karena piring-piring kotor bisa ditumpuk sesuai ukuran atau jenisnya.

"Piring Kotor yang Menumpuk"

Fakta bahwa mencuci panci atau wajan besar itu menyulitkan. Kadang membuat dapur sedikit banjir karena cipratan air saat membilas barang-barang jumbo ini. Senengnya, kalau sudah dicuci area cuci piring langsung terasa lega. Nyata dampaknya gitu. Beda dengan cucian sendok, karena ukurannya kecil, gak terlalu terasa padahal sudah mencuci 50 sendok. Belum lagi perlatan masak yang bentuknya aneh-aneh dan teknik mencucinya juga bisa berbeda-beda. Tentu beda dong detil mencuci panci presto dengan perintilan blender. 

Penggunaan air juga menjadi perhatianku saat mencuci piring. Saat membersihkan sisa makanan, agar tidak boros air bisa dengan menampung air di sink  atau baskom. Satu tampungan air untuk membilas kotoran semua peralatan. Tutup keran saat proses menyabuni. Hanya alirkan air saat pembilasan. Hal ini menjadi concern karena aku pernah merasakan pada masa lalu rumah belum ada jaringan PDAM dan harus menimba air di sumur untuk mendapatkan air bersih.

Mencuci piring juga menjadi saat-saat yang menenangkan jika dilakukan tanpa distraksi. Seperti hasil sebuah studi di Florida State University, Amerika yang menunjukkan bahwa mencuci piring dengan perhatian dan hati-hati dapat menurunkan stres. Hal ini karena dalam momen tersebut kita menyadari kehadiran diri hingga aliran nafas. Seperti anak-anak, mencuci piring mengaktifkan sensori indra kita pada penglihatan, pembau yang mencium aroma sabun, hingga kulit yang bersentuhan lembut dengan spons dan busa.

Berpikir sambil mencuci piring, atau mencuci piring membuat kepala auto mikir?





Referensi:
https://sajiansedap.grid.id/read/104012545/rugi-dong-baru-tahu-cuci-piring-disebut-bisa-turunkan-stress-ini-penjelasannya?page=all

Comments

  1. Baca url-nya di list, aku pikir me time-nya teh Sistha adalah jalan2 bermobil atau malah balap mobil sekalian tuh! 😁✌️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata malah gak ada hubungannya sama sekali dengan kendaraan yaa..
      Kalau pegang piring bisa seolah2 lagi nyetir teh, hihi.

      Delete
  2. Enak banget me time nya cuci piring. Aku kalo mumet kerja kok malah senang cuci piring? Haha . Katanya memang ada efek refresh/rileks

    ReplyDelete
  3. Ini menarik banget sih. Jadi inget ada banyak film asing tentang ngobrol berdua ketika sedang mencuci piring. Yang satu mencuci, yang satu mengelap, lalu berbicara tentang hal-hal yang personal. romantis ya, mungkin harus coba seperti ini dengan pasangan.

    ReplyDelete
  4. Ternyata iya benar, aku juga suka nyusun strategi sambil nyuci peralatan makan dan masak. Trus kalau lagi ngambek melampiaskan dengan nyuci di dapur. Tos ah teh Sistha...

    ReplyDelete
  5. Nyuci piring itu memang ajaib ya. Aku pun suka nih cuci piring. Siapa sangka, perlu ilmu juga untuk bisa menikmati kegiatan cuci piring. Btw, sudah baca bukunya dr. Andreas Kurniawan, Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring?

    ReplyDelete
  6. Teh Sistha... 😅.. luar biasa, mencuci piring bisa menjadi me time sekaligus hobby ya ehehe. 😍

    Speaking of.. ku paling berasa riweh kalo nyuci panci dan printilan blender plus juicer heuheu.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Denah Tiga Dimensi

Nama-nama Pasaran

Bukan Sekedar Obrolan